Teknik Dasar Gitar Tunggal Untuk Fingerstyle Akustik

Teknik Dasar Gitar Tunggal untuk Fingerstyle Akustik
Sering saya ditanya, bagaimana dasar bermain gitar klasik -- maksud mereka, bermain gitar tunggal seperti yang saya lakukan. Dan selalu saya jawab, cara terbaik adalah belajar pada guru. Karena tidak mungkin saya membuat mereka tiba-tiba bisa bermain hanya dengan menjawab lewat tulisan. Musik adalah suara. Belajar bermusik adalah belajar menghasilkan suara. Artinya kita harus banyak mendengar. Mendengar apa? Mendengarkan musik yang dihasilkan mereka yang sudah bisa bermain musik --bisa musisi, bisa guru musik.

Untuk bisa menguasai teknik bermain gitar tunggal - klasik, fingerstyle, atau apa pun genre-nya, diperlukan tahap-tahap latihan yang tepat, dalam hal ini ada metode dan alangkah baiknya jika ada guru pembimbing. Juga perlu kedisiplinan, kesabaran, kegigihan, dan kecintaan. Perlu waktu dan energi. Ada proses. Tidak cukup dari membaca artikel atau tips di internet atau majalah saja.

Meski demikian, untuk gambaran sekilas agar tidak penasaran, kali ini saya jelaskan beberapa teknik dasar yang diperlukan untuk modal awal bermain gitar tunggal.

1. Memetik not-not tunggal melodi. Memakai kombinasi i (telunjuk), m (tengah), atau a (manis) berselang-seling, agar aliran melodi  lebih menyambung dan lancar serta memudahkan gitaris memainkan melodi yang bertempo cepat. Latihan tangga nada dianjurkan untuk menguasai teknik ini. Umumnya digunakan petik sandar (apoyando) untuk menghasilkan bunyi tebal. Meski demikian, petik layang (tirando) bisa digunakan bila gitaris mampu menyamakannya dengan kualitas suara apoyando. Hammering dan pull-off -- dalam gitar klasik disebut slur-- bisa digunakan pada not-nor tertentu untuk membuat melodi lebih mengalir dan hidup. Juga sliding, bending, dan vibrato.Terkadang p juga bisa menjadi pemain melodi utama dengan a, m, dan i berfungsi memainkan kord pengiring.

2. Memetik not rangkap, yakni dua not atau lebih dipetik berbarengan. Biasanya untuk memainkan melodi dengan dobel suara atau untuk membunyikan kord. Kombinasi jari bisa bermacam-macam. Sudah tentu hanya bisa dengan memakai petik tirando. Bila p (ibu jari) dipakai, umumnya untuk membunyikan bass. Jadi kita bisa mengatur pergerakan p (bas) dengan i, m, a (kord) untuk membentuk beragam irama yang diinginkan.  Ibarat drum, maka p adalah kick dan i, m, a seperti snare-nya.

3. Memetik not-not tunggal sebagai arpegio. Jari p, i, m, dan a bisa dimainkan dalam banyak kombinasi urutan untuk menghasilkan arpegio, atau kord yang not demi notnya dimainkan terpisah. Contoh: peganglah kord C mayor, lalu petik beruruta senar 5 dengan p, senar 3 dengan i, senar 2 dengan m, dan senar 1 dengan a. Jadi, urutannya p - i - m - a. Lalu coba mainkan pola kebalikannya p - a - m - i. Bila rangkaian lebih panjang, kemungkinan kombinasinya pun makin banyak. Misalnya p-a-m- i-a-m-i-a. Atau coba juga
Strumming atau kocokan. Ya, main gitar kurang lengkap tanpa strumming. Intinya adalah memukul beberapa senar sekaligus dengan jemari kanan. Bisa untuk sekadar sisipan bagi kekosongan melodi/iringan, bisa juga untuk memberi aksen pada irama.

Ya, itulah modal teknik dasar yang diperlukan untuk bisa bermain gitar tunggal. Memang, masih ada teknik-teknik umum lain seperti harmonik, palm-muting (pizzicato), atau memakai bagian-bagian gitar untuk mengimitasi perkusi. Namun itu hanya tambahan ketika kita hendak memperkaya aransemen atau komposisi kita.

Setelah menguasai tekni-teknik dasar tadi, tahap berikutnya lebih sulit. Yakni, bagaimana memadukan semua teknik itu hingga bisa menghasilkan musik yang utuh. Itu berartti jemari kanan (p, i, m, dan a) dituntut harus bisa bergerak sendiri-sendiri dengan mandiri, tanpa saling mengganggu gerak jari lainnya. Contoh sederhana:  p dan i bekerja sama memainkan pola bas dan arpegio dengan teratur, sementara a dan m memainkan melodi.

Bila tahap ini sudah dikuasai, Anda diharapkan sudah bisa memainkan musik untuk gitar tunggal dalam bentuk yang paling mudah dan sederhana. Tentu saja perjalanan belum usai. Ada begitu banyak banyak teknik dengan kesulitan dan daya tarik yang lebih menantang. Bila kita belajar dengan memakai buku metode, latihan-latihan untuk mengasah teknik atau kemandirian jari ini diberikan bertahap. Bahkan para komposer lazim menciptakan "etude" (artinya "study" atau latihan), yakni musik yang diciptakan untuk mengasah/meningkatkan kemampuan teknis tertentu dari sang musisi yang memainkannya.

Semua ilustrasi yang dipakai dalam tulisan ini saya ambil dari album “Hujan Fantasy”, aransemen saya atas karya Ibu Soed berjudul “Hujan”.  Anda bisa mendengarkan musik dan notasi lengkapnya di www.jubing.net. Video-nya pun bisa Anda temukan di Youtube. Mudah-mudahan penjelasan tertulis ini jadi lebih mudah dipahami dengan mendengar, melihat notasi, dan melihat video lagu tersebut.

(Info lain Jubing Kristianto -  www.jubing.net, facebook.com/jubingkristianto, twitter.com/jubing_guitar)
Source: GitarPlus.Net

0 comments

Posting Komentar